Thursday 13 February 2014

Love is Flawed: Valentine


            Same bed but it feels just a little bit bigger now. Our song on the radio but it don't sound the same. When our friends talk about you, all it does is just tear me down, cause, my heart breaks a little when I hear your name.

            Pada awalnya, cinta menawarkan sesuatu yang begitu indah dengan investasi ringan. Cinta menawarkan hal-hal bodoh yang menyenangkan. Tertawa lepas, humor-humor garing yang memaksa untuk ditertawakan, makan siang tanpa kesepian. Semuanya berada dalam satu paket dengan syarat sederhana; hidupmu berkurang beberapa jam tiap harinya.
           
            Pada puncaknya, cinta menjadi semakin egois. Cinta menuntut banyak hal. Tapi tak lupa menepati janji awalnya. Pelukan hangat selalu tersedia kapan pun salju turun, sepasang kaki tak lagi harus lelah berjalan sendiri-sendiri, pipi yang memerah porinya selalu digenangi liur yang melekat dari candaannya untuk membujuk. Semuanya diperjual belikan dengan mata uang langka; perasaan. Semakin banyak yang kau beli, semakin banyak kehilangan dalam diri.

            Pada akhirnya, cinta bermutasi menjadi gumpalan hitam di dalam cermin. Kelamnya menutupi bagian hati yang ingin direfleksi. Gempitanya merusak keteraturan cahaya yang seharusnya bisa dengan mudah semesta belokkan. Pada akhirnya, kita semua akan sendirian di dalam gelapnya.

             I realize that I should have bought you flowers and held your hand. I should have gave you all my hours when I had the chance. And take you to every party, Cause, all you wanted to do was dance.

            Entah siapa yang memulainya, memuja cinta dengan semangat yang menggebu. Budaknya berseru mengatas namakan kasih sayang. Bersujud pada berhala berbentuk hati yang kurang realis desainnya. Kepada setiap umatnya—seolah cinta hanya turun satu kali setahun—cinta menjabat tangan mereka dan membisikkan perjanjian-perjanjian setan. Mereka lupa dengan sakitnya kehilangan. Mereka dibuat lupa akan besarnya kesakitan yang tak bisa tergantikan. Apa dunia sudah cukup bodoh untuk berubah menjadi merah muda? Menanggalkan warna hijau klasiknya dan menggunakan syal rajutan tangan dari kekasih. Motif hatinya pun tak bagus, benangnya kusut, dan warnanya memudar. Dari merah muda, menjadi merah anak-anak.


            Now my baby's dancing. But, she's dancing with another man


            Sejak dulu aku ingin menjadi cinta, mengirimkan sugesti-sugesti bodoh yang efeknya lebih kuat dari ganja, lebih candu dari marijuana. Harusnya cinta dikubur saja di Tartaros, berdampingan dengan mayat Kronos yang habis membatu. Demi petir Zeus yang tak lebih kuat dari tegangan kabel-kabel di atas tempat tidurku, aku berdoa untuk kesakitan mereka yang bercinta. Agar mereka sadar. Cinta yang membutakan, cinta yang menyumbat telinga, cinta yang memutus pita suara, cinta yang memecah tubuh menjadi berjuta-juta jaringan.

No comments:

Post a Comment