Setiap
orang memiliki lidah yang berbeda-beda. Dalam hal memilih cara menyajikan kopi
pun pasti terdapat beragam suara. Saat kita sedang melihat papan atau buku menu
di cafe-cafe, kita kerap kali berulang-ulang membaca deretan beragam minuman
yang berbahan dasar sama—kopi, padahal sebenarnya kita sudah bisa menentukan
pilihan sejak awal. Sebagian beralasan karena kebiasaan, sebagian lagi
beralasan lagi survive di tanggal
tua.
1.
Kopi Hitam
Nggak sedikit orang yang sudah jatuh cinta dengan
yang satu ini. Bahkan Kopi Hitam dapat disetarakan kedudukannya dengan
kebutuhan karbohidrat sehari-hari. Kalo
nggak nyeruput kopi item rasanya kayak ada yang kurang aja. Kebanyakan
penikmat Kopi Hitam adalah mereka yang memiliki jiwa pekerja keras. Dalam hal
kepemimpinan tidak dapat diragukan lagi kemampuannya. Namun di balik tampilan
aslinya, si Kopi Hitam ini memiliki cerita-cerita pahit yang membuatnya semakin
matang untuk menjalani hidup.
2.
Espresso
Aroma, kekentalan, dan cita rasa asal Italia. Kopi
tanpa ampas yang jadi gebetan nomer satu para pencandu kopi. Espresso bisa jadi
berpenampilan sederhana. Namun, pembawaannya yang tenang justru kadang dapat
menghanyutkan kita dalam suasana perbincangan dengannya. Espresso sendiri
sebenarnya memiliki rasa manis alami tanpa harus ditambahkan gula. Persis
seperti orang yang dengan sepenuh hati dapat merasakannya.
3.
Cappuccino
Berbahan dasar Espresso yang ditambahkan steamed milk dan creamer. Cappuccino lengkap disajikan dengan taburan cokelat bubuk
atau kayu manis di atasnya. Penyajiannya yang menarik memberikan kesan genit di
mata tamu-tamu yang memesan. Cappucinno menuntut penampilan yang sempurna. Jika cara penyajiannya sembarangan atau berantakan, bisa-bisa nggak jadi diminum. Biasanya kita akan menemukan sifat yang datar pada
orang-orang yang terpikat oleh Cappuccino. Mengikuti arus dan cenderung tidak
ingin menonjolkan diri.
4. Latte
Dibuat dari campuran Espresso dengan susu panas
yang jatuh ke ladang gandum dan, pow! Jadilah Koko Cruch dituang
sebanyak ¾ gelas, kemudian diberi buih susu di atasnya. Dengan jumlah susu yang
lebih banyak, membuat Latte memiliki rasa yang gurih namun tetap dengan ciri
khas kopi. Seperti halnya senyuman yang selalu kokoh membendung banjir air
mata. Menyembunyikan perasaan memang keahlian penikmat Latte garis keras. Tapi, namanya juga kopi. Mau manisnya
sebanyak apa juga tetep aja ujungnya rada-rada pait.
5. Mochacinno
Alias Café Mocha. Sebagian penggila
cokelat mungkin sudah nggak asing lagi sama Mochacinno. Gimana nggak, dalam
proses pembuatannya, Espresso dicampur dengan cokelat panas yang harus sangat
kuat dan pekat. Penekanan kata "harus" nenunjukan sifat perfeksionis
Mochacinno. Segala sesuatu harus berjalan sesuai dengan apa yang ada di
kepalanya. Ada yang salah sedikit, bisa-bisa orang lain yang kena imbasnya.
Tapi, proses pembuatannya gak sampe di situ aja. Masih ada susu panas yang
bakal dicampurin. Susu panas yang bakal bikin mochacinno kelihatan anggun
dengan buih-buih di permukaannya. Jangan salah, di balik sikap keras kepala dan
serba sempurnanya, Mochacinno tetap memiliki sisi kelembutan yang luar biasa.
Mirip dengan whipped cream dan kayu manis yang biasa ditambahkan belakangan.
Masih banyak lagi sebenarnya
cara-cara penyajian atau jenis-jenis minuman berbahan dasar kopi yang sejak lama
sudah mainstream di lingkungan kita.
Dari mulai yang tradisional punya, kayak Kopi Tubruk yang masak kopinya
barengan sama gula. sampe yang sudah mendunia, sekelas Americano atau Macchiato yang
cara bikinnya lebih modern. Tapi rasa tetaplah rasa. Selama itu bisa menuhin selera
seorang pecinta kopi, bodo amat mau kotoran luwak ato panda.
The main thing
that we should know is dont judge people by their cover. Judge by their coffee.