Banyak orang yang
mengagung-agungkan cintanya, tanpa mereka sadari cinta yang mereka anggap
paling sempurna itu, gak lebih dari setumpuk emosi yang rapuh, yang penuh
cacat. Udah beribu argumen yang mendeskripsikan soal cinta, dan beribu pula
cacian yang ditujukan atas namanya. Di sini gue bakalan menjabarkan,
menderetkan isi otak gue yang kering ini, tentang sekumpulan alasan yang bisa
bikin gue berani bilang, kalo cinta itu bisu.
Gue rasa kalian
semua pernah mengalami hal ini, pun gue. Bohong kalo kalian bilang nggak.
Kecuali kalian bapak-bapak PNS yang belum pernah puber sama sekali.
“gue suka, gue sayang, cinta sama dia. Tapi... gue gak
berani bilang.”
Sepenggal kalimat
yang gue rasa gak bakalan asing lagi di telinga kalian. Atau mungkn di pita
suara kalian. Dan seharusnya, merupakan salah satu dari sekian banyak fase-fase
pendewasaan hati kita.
Banyak yang bilang cinta itu
gak harus memiliki, tapi buktinya, kita gak pernah bisa diam kalo liat orang
yang kita cintai, mencintai orang lain. Gak usah munafik, gue bisa ngerasain
senyum tipis di ujung bibir kalian. Cinta yang gak harus memiliki itu cuma
cinta iseng yang tumbuh di kepala kita doang.
Gak ada bener-benernya. Kalo cinta ya pasti gak bakalan kita lepasin, kan.
Dari sekian banyak
alasan yang dijadiin kambing hitam atas cinta-gak-harus-memiliki tadi, gue rasa
“gak berani bilang” ada di urutan
kedua setelah “muka dia kayak putri, muka
gue kayak putu”. Gue tau gimana rasanya nahan kalimat pendek buat ngajak
jadian di ujung lidah itu sepegel apa.
“would you be mine?”
Kata-kata yang
sebenernya belum pantas diucapin anak seumuran gue. Dan juga, belum pantas
diucapin sama mereka yang bilang “cinta gak
harus memiliki.”
Gue bisa
ngebayangin berapa banyak konflik per hari yang ada di kepala kita, selama dia,
orang yang kita kasihi, belum bisa jadi milik kita. Seberapa berat pikiran kita
tentang dia yang selalu kita cemaskan keberadaannya di hati kita. Seberapa
berat pikiran kita tentang dia yang selalu mengusik tidur malam. Then, kenapa kita gak memohon dengan
ucapan kecil tadi?
“gue takut ditolak. Entar kalo ditolak, pasti jadi
ngejauhin satu sama lain.”
“gue gak berani ngomongnya. Tiap depan dia jadi gagu
terus.”
Jangan salahkan
perasaan atas diamnya kita, atas sulitnya pernyataan kasih kita. Cinta gak
pernah menyulitkan kita. Cinta gak pernah bikin lidah kita kaku. Terus, apa
yang bikin kita susah, bahkan kadang hampir mustahil buat ngungkapin perasaan
kita?
Nggak ada. Gak pernah
ada yang bikin kata-kata manis itu tertahan. Sebab, sejak awal, cinta emang gak
bisa bicara. Cinta itu bisu.
No comments:
Post a Comment